Percepatan dan Perkembangan Bisnis Terminal khususnya Container Terminal, saat ini sedang meningkat di Indonesia. Oleh karena itu kebutuhan akan jumlah operator QCC di wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sangat meningkat.
Amdal atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungang merupakan studi yang dilakukan dalam pengelolaan lingkungan. Pengelolaan yang dilakukan haruslah secara mendetail dan menyeluruh seperti fisika-kimia, ekologi, social-ekonomi, social budaya dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkapnya.
Brevet C, merupakan tingkatan pelatihan atau kursus pajak dengan pembahasan menengah sampai lanjutan, hingga pembahasan Perpajakan Internasional. Materinya yang diberikan mencakup PPh Orang Pribadi dan PPh Badan, Pajak Internasional, Pajak Internasional Bank, Akuntansi Pajak dan Tax Planning.
Setiap perusahaan memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja yang berkaitan dengan kelistrikan. Oleh karena itu, dengan adanya ahli K3 listrik di perusahaan diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap pelakasanaan perundangan K3 serta mampu memberikan peran yang optimal dalam mengendalikan risiko kecelakaan kerja. Sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan diterapkannya Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang K3 listrik di tempat kerja dan Permenaker No. 33 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker No.12 Tahun 2015.
Meskipun kontainerisasi berkembang demikian pesat dalam moda transportasi laut, namun model angkutan konvensional dalam breakbulk cargo atau biasa disebut General Cargo tetap ada dan akan tetap ada, karena faktor-faktor:
a. Bentuk, sifat dan karakteristik komoditas tertentu tidak memungkinkan untuk diangkut dengan petikemas (containers) ;
b. Tidak semua pelabuhan memiliki fasilitas terminal petikemas dan access road yang memadai.
Conventional Terminal merupakan fasilitas penanganan muatan general cargo tersedia di setiap pelabuhan di daerah di seluruh Indonesia, termasuk pelabuhan-pelabuhan besar yang sudah tersedia terminal petikemas. Penanganan muatan general cargo atau breakbulk cargo memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan penanganan muatan petikemas atau muatan curah, karena:
a. Muatan campuran (Heterogen Cargo) terdiri dari berbagai jenis komoditas, bentuk/kemasan, berat serta sifat dan karakteristiknya berbeda-beda
b. Penanganannya harus dilakukan secara individual dan membutuhkan alat bantu bongkar muat yang bermacam-macam sesuai kemasan atau bentuk muatan yang ditangani ;
c. Penataan muatan di kapal (stowed) atau di fasilitas penyimpanan (strorage) harus memperhatikan sifat dan karakteristik muatan.
Dengan karakteristik yang sedemikian rupa complicated menyebabkan banyak Operasi terminal konvensional tidak mampu menunjukan kinerja yang seharusnya (possible performance) sebagaimana sumber daya yang tersedia.