BERLABUH Edisi “Money Talk, No Drama: Gaji Aman, Hidup Nyaman” hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan literasi keuangan yang semakin mendesak di kalangan pekerja, khususnya pegawai BUMN. Meskipun memiliki struktur penghasilan yang relatif stabil, banyak pegawai BUMN menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan pribadi, terutama dalam menghadapi pengeluaran tidak rutin. Melalui pendekatan yang ringan dan aplikatif, podcast ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan strategi praktis dalam mengelola keuangan, mulai dari perencanaan anggaran, pengelolaan dana tambahan, hingga investasi dan perencanaan masa depan. Dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan membahas topik-topik relevan, podcast ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pendengar dalam mencapai stabilitas finansial dan kehidupan yang lebih nyaman. Oleh karena itu, program BERLABUH kali ini mengangkat topik “Money Talk, No Drama, : Gaji Aman, Hidup Nyaman” sebagai ruang diskusi dan refleksi bersama untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, serta langkah nyata dalam membangun pondasi keuangan yang kuat dan berkelanjutan.
BERLABUH Edisi “Money Talk, No Drama: Gaji Aman, Hidup Nyaman” hadir sebagai respons terhadap kebutuhan akan literasi keuangan yang semakin mendesak di kalangan pekerja, khususnya pegawai BUMN. Meskipun memiliki struktur penghasilan yang relatif stabil, banyak pegawai BUMN menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan pribadi, terutama dalam menghadapi pengeluaran tidak rutin. Melalui pendekatan yang ringan dan aplikatif, podcast ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan strategi praktis dalam mengelola keuangan, mulai dari perencanaan anggaran, pengelolaan dana tambahan, hingga investasi dan perencanaan masa depan. Dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan membahas topik-topik relevan, podcast ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pendengar dalam mencapai stabilitas finansial dan kehidupan yang lebih nyaman. Oleh karena itu, program BERLABUH kali ini mengangkat topik “Money Talk, No Drama, : Gaji Aman, Hidup Nyaman” sebagai ruang diskusi dan refleksi bersama untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, serta langkah nyata dalam membangun pondasi keuangan yang kuat dan berkelanjutan.
Bertujuan untuk memberikan wawasan dan strategi praktis dalam mengelola keuangan, mulai dari perencanaan anggaran, pengelolaan dana tambahan, hingga investasi dan perencanaan masa depan.
Apa strategi terbaik untuk menggabungkan atau memisahkan keuangan dengan pasangan yang juga memiliki penghasilan?
Bagaimana cara menentukan pembagian tanggung jawab keuangan rumah tangga secara adil dan transparan?
Apa pentingnya komunikasi terbuka dalam mengelola keuangan bersama pasangan, dan bagaimana membangun kebiasaan tersebut?
Bagaimana cara bijak mengalokasikan dana tambahan seperti THR, Gaji 13 dsb. agar tidak habis untuk konsumsi sesaat?
Apa saja prioritas keuangan yang sebaiknya dipenuhi terlebih dahulu saat menerima dana tambahan?
Bagaimana memanfaatkan dana tambahan untuk memperkuat kondisi keuangan jangka panjang, seperti investasi atau dana darurat?
Apa saja contoh pengeluaran tidak rutin yang perlu direncanakan dalam anggaran tahunan?
Bagaimana cara efektif menyisihkan dana untuk pengeluaran musiman seperti pajak kendaraan atau pendidikan anak?
Apa peran kalender keuangan dalam membantu merencanakan dan mengantisipasi pengeluaran tidak rutin?
Mengapa dana darurat penting, dan berapa besar idealnya dana darurat yang perlu disiapkan?
Apa langkah-langkah praktis untuk mulai membangun dana darurat dari nol?
Apakah asuransi dapat berperan dalam melindungi keuangan pribadi dari risiko tak terduga?
Bagaimana menyikapi dilema antara 'mumpung masih bisa menikmati hidup' vs 'harusnya menabung dan jaga dana darurat'?
Dilihat dari situasi dan kondisi saat ini (menaiknya harga emas antam hingga 1,9 juta). Menurut anda mana yang lebih penting untuk disiapkan lebih dulu: dana darurat, tabungan jangka pendek, atau investasi saat harga emas/saham sedang naik?
Spil investasi untuk yang budget pas-pasan
Apa saja tantangan finansial yang muncul di era digital, seperti godaan konsumtif dari e-commerce atau pinjaman online?
Melihat situasi ekonomi di Indonesia yang sedang tidak stabil, mengapa gaya hidup impulsif seperti membeli tiket konser, rela mengantre dan membayar mahal untuk barang koleksi masih tinggi?
Apakah hal ini menggambarkan daya beli yang sebenarnya masih kuat, atau ketidakseimbangan antara kebutuhan dan keinginan?
Berikan contoh pengeluaran apa yang bisa kita kurangi atau hilangkan untuk berhemat? (Masing-masing untuk Bapak-bapak & Ibu-ibu)
Tidak ada kata terlambat dalam segala sesuatu, jika sobat AKHLAK disini baru mau mulai membenahi pengeluaran, dari mana harus dimulai?
All Level
| No | Waktu | Kegiatan / Materi | Pengajar |
|---|