• Total courses: 1420
  • Instructor: 1425
  • Learning Support: (+62) 811 9114 926, (+62) 811 9114 916
Menampilkan hasil dari kategori Port Operation
  • Port Operation

Training Safety Truck Driving

Sopir truk memiliki peranan penting di dalam alur proses bisnis pelabuhan. Meskipun demikian, banyak supir truk yang belum mengetahui prosedur safe driving ketika berada di dalam area kerja terminal. Kurangnya pemahaman mengenai safe driving berimplikasi pada kecelakaan kerja di area terminal, seperti tabrakan antar truk, rem blong, menabrak peralatan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya edukasi bagi supir truk terkait prosedur mengemudi dengan aman. Harapannya, agar supir truk dapat berkendara sesuai dengan standar & peraturan yang berlaku. Selain itu, hal ini diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan di area terminal.

Read more
  • Port Operation

Dangerous Goods Handling (Modul STC International)

Muatan kapal laut breakbulk cargo atau containerize cargo terdiri dari berbagai macam komoditas, termasuk diantaranya berupa bahan/ barang yang menurut sifat kimiawi atau alaminya yang apabila ada pengaruh perubahan suhu (temperature), tekanan (pressure) atau kontaminasi dengan bahan/barang lain yang berlawanan sifatnya mengandung potensi bereaksi dengan risiko bahaya berupa ledakan (explosive), kebakaran (fire), meracuni (poison), kerusakan lingkungan (environment), atau kombinasi diantara bahaya-bahaya tersebut. Bahan/barang dengan sifat dan karakteristik demikian oleh IMO dikatagorikan sebagai bahan/ barang berbahaya (Dangerous Goods). Bahan/ Barang Berbahaya (Dangerous Goods), adalah setiap larutan, zat kimia, campuran atau barang-barang dagangan yang dapat menyebabkan cedera/ kerusakan pada PEAR (People, Environment, Assets and Reputation). Penanganan barang/ bahan berbahaya di kapal, di pelabuhan bahkan di industri: 1. Harus dilakukan dengan petunjuk dan peraturan yang berlaku, menggunakan sarana yang paling aman dan dengan kewaspadaan yang tinggi ; 2. Harus diberikan informasi karakteristik dan sifat bahayanya, kewaspadaan dan peraturan keselamatan, prosedur darurat (emergency schedule) yang harus diikuti, tindakan yang harus dilakukan bila terjadi kecelakaan guna mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap PEAR, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (Medical First Aid Guide) terkait bahan/barang berbahaya. Petunjuk penanganan, peraturan dan informasi sebagaimana dimaksud termuat dalam: 1. Rekomendasi dari International Maritime Organization (IMO) dikenal dengan nama The International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG-CODE) yang diamandemen setiap dua tahun ; dan 2. Surat Keputusan Dirjenla No. Um.48/4/2-01 Tgl. 27 Februari 2001, tentang “Pedoman Pelaksanaan Penanganan Bahan/ Barang Berbahaya di Pelabuhan di Seluruh Indonesia”

Read more
  • Port Operation

Basic Cargo Handling

Prinsip umum penanganan muatan (cargo handling) dalam operasi terminal di pelabuhan: Pertama, penanganan muatan secepat mungkin dengan tujuan memperpendek waktu kapal di pelabuhan.  Kedua, tepat dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Ketiga dan yang paling penting adalah keselamatan kapal, muatan serta crew/buruh. Suksesnya penanganan muatan (cargo handling) di suatu terminal pelabuhan, selain ditentukan oleh faktor manajemen seperti perencanaan dan pengendalian, faktor sumber daya manusia   (buruh dan staf operasional) sebagai pelaksana langsung di lapangan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidangnya sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Read more
  • Port Operation

Improving Terminal Performance

Pelatihan ini memberikan pengetahuan tentang operasi non-kontainer dan kontainer terminal serta pengoperasian kapal, operasi dermaga, operasi lapangan, operasi gudang, dan operasi receiving delivery. Peserta diharapkan mengetahui parameter kinerja operasi di terminal dan mengetahui cara menghitung parameter tersebut. Peserta juga diberikan pengetahuan tentang kesehatan & keselamatan serta barang-barang berbahaya di tempat kerja.

Read more
  • Port Operation

Improving Port Performance IV

Materi Pendidikan & Pelatihan yang berjudul “Strategic Port Pricing” bersumber dari publikasi UNCTAD (IPP 4) guna meningkatkan performansi pelabuhan khususnya perspektif finansial. IPP 4 ini menyajikan pengetahuan yang lengkap mengenai strategi memenangkan persaingan melalui penetapan tarif jasa-jasa kepelabuhanan yang senantiasa berada dalam lingkungan persaingan yang semakin tajam. Pelayanan jasa kepelabuhanan merupakan unsur pembeda antara pelabuhan yang diusahakan komersil (commercial port) dan pelabuhan yang diusahakan tidak komersil (non commercial port). Commercial port menyelenggarakan bisnis memupuk keuntungan (profit making) dan memberikan pelayanan publik (public service) dimana berhadapan dengan situasi persaingan terhadap pesaing-pesaing penyedia jasa kepelabuhanan lainnya. Berbagai macam cara dilancarkan untuk memenangkan persaingan ketat tersebut; persaingan melalui harga jual jasa (tarif) merupakan alat bersaing yang efektif. Untuk itulah penyedia jasa memasang tarif yang ditentukan setelah melalui analisis yang disebut SWOT analysis, yakni 1). analisis kekuatan (S) dan kelemahan (W) di lingkungan internal, dan 2). analisis peluang (O) dan ancaman (T) dari lingkungan eksternal. Bagaimana menentukan tarif yang benar-benar kompetitif, adalah tarif sesuai nilai-nilai yang besarannya mampu menutupi biaya-biaya investasi, operasional, dan jasa rupa-rupa, namun melalui proses kesepakatan seluruh jajaran manajemen. Sebab itu, penetapan tarif jasa kepelabuhanan perlu melalui proses analisis bermetode ilmiah (SWOT) dan kesepakatan policy, strategi, taktik, dan program-program marketing yang memang teruji kompetitif.

Read more
  • Port Operation

Improving Port Performance I

Management of General Cargo Operation atau lebih dikenal dengan IPP-1, adalah program pelatihan berasal dari A Project The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang dibiayai oleh The Swedish International Development Authority (SIDA) diproduksi dan direalease tahun 1982 oleh Drake Educational Associates Limited Cardiff, United Kingdom. Meskipun program pelatihan ini sudah cukup tua (sejak 1982), namun dari segi teknis dan prinsip-prinsip operasinya masih tetap relevan dengan kondisi, sifat dan karakteristik dalam operasi penanganan muatan general cargo atau breakbulk cargo saat ini. Kontainerisasi dalam sistem angkutan laut yang berkembang pesat bukan berarti menghilangkan sama sekali jenis muatan general cargo. Seperti di Pelabuhan Tanjung Priok, yang merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia. Pada tahun 2017 misalnya, arus barang dalam bentuk breakbulk cargo masih tercatat sebanyak 5.34 juta ton, tahun 2018 diperkirakan menjadi 6,02 juta ton (sumber: Realisasi Tahun 2017 dan RKAP Tahun 2018). Dengan bentuk/ kemasan yang bervariasi, sifat dan karaktersitik masing-masing barang yang berbeda, demikian juga ukuran dan beratnya, mengharuskan breakbulk cargo ditangani secara individual. Hal ini menjadikan cara penanganan lebih rumit dibandingkan penanganan containerize cargo atau homogen cargo. Dalam banyak kasus di terminal-terminal yang menangani muatan general cargo atau breakbulk cargo, menunjukan kinerja yang berada di bawah potensinya. Banyak di antara buruknya kinerja penanganan itu bukan dikarenakan kurangnya sumber daya yang ada, melainkan persoalannya banyak terletak pada aspek manajemen. Program pelatihan IPP-1 dirancang untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan manajemen yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja operasi general cargo. Serangkaian kegiatan pelatihan sebagian besar menuntut peran aktif peserta, baik secara perorangan maupun kelompok. Pelatihan juga dirancang dengan menggunakan komponen-komponen yang     salah satunya program audio visual dan buku kerja peserta.

Read more