Tujuan pelatihan operator Gantry Luffing Crane (GLC) Bulk yang bersertifikat STC International dan PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia ini adalah untuk mengembangkan seorang kandidat yang mahir dalam menggunakan Gantry Luffing Crane (GLC), yang mampu bekerja dengan aman dan efisien setiap saat. Dengan cara ini, efisiensi operasi di pelabuhan akan meningkat dan operasi yang lebih aman terjadi. Pelatihan dimulai dengan latar belakang teori singkat, sebelum memulai pelatihan tentang GLC melalui sejumlah latihan. Pada hari terakhir, penilaian akhir dilakukan untuk menilai apakah para peserta mahir.
Setiap langkah keputusan pengembangan bisnis, terutama yang melibatkan dana investasi yang cukup besar, membutuhkan analisis dan prediksi yang sangat komprehensif, yang selanjutnya akan dituangkan dalam strategi dan action di setiap aspek fungsional seperti pemasaran, operasi, SDM dan keuangan. Strategi bisnis harus mampu mengakomodir setiap ide, prediksi, rencana, strategi implementasi bisnis secara terstrukrur dan menuangkannya dalam bentuk rencana terpadu sehingga mudah difahami oleh setiap orang yang terlibat.
Untuk membantu mempermudah pemberian peringkat Perusahaan Terbuka di Indonesia dengan Corporate Governance (CG)-Scorecard, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini tengah melakukan tinjauan-tinjauan untuk pembentukan roadmap Good Corporate Governance (GCG). Roadmap tersebut disusun untuk mencapai beberapa hal, di antaranya untuk menyusun milestone terhadap penilaian GCG terhadap Perusahaan Terbuka yang ada di Indonesia.
Banyak pemimpin perusahaan yang menyatakan bahwa waktu kerja yang mereka miliki habis untuk membereskan masalah di perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan analisa masalah yang masih lemah. Seringkali perbaikan yang dilakukan baru sebatas perbaikan sementara terhadap masalah namun belum ke sumber penyebab masalahnya. Oleh Karena itu kemampuan analisa masalah menjadi salah satu persyaratan wajib yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Disamping itu, pemimpin juga perlu memahami teknik pengambilan keputusan yang didasari oleh data dan fakta, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih akurat dan tepat sasaran.
Pemanfaatan Benefit Realization Management (BRM) telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam skenario ini, proyek, program, dan manajemen portofolio kegiatan kantor (PMO) diakui memiliki potensi untuk mengambil tugas tambahan yang akan sangat meningkatkan kontribusi mereka terhadap keberhasilan proses BRM. Ini program memandu praktisi PMO melalui proses tiga langkah yang mudah diikuti yang mengelompokkan praktik BRM ke dalam lima belas bidang aktivitas, yang memungkinkan mereka