Suatu proyek diupayakan agar pembangunan dapat dikelola dengan baik dan sesuai dari perencanaan serta tujuan. Pembangunan yang baik selain sesuai dengan tujuan, tetapi juga memperhatikan mutu bangunan, biaya yang digunakan, dan waktu pelaksanaan. Adanya pengawasan mutu sangat penting dalam construction management agar tidak menyimpang dan dapat bekerjasama baik dengan seluruh pelaku dalam proyek. Risiko-risiko yang dapat merugikan untuk berbagai pihak yang terlibat harus tetap dijaga dan diberi alternatif terbaik dalam dimulainya proses proyek hingga selesai.
Budaya perusahaan yang kuat membuat karyawan bangga untuk mewakili perusahaan, dan bahagia menjadi bagian dari budaya tersebut. Menciptakan budaya perusahaan yang otentik dengan jiwa dan pikiran karyawan, akan bekerja untuk pencapaian kinerja terbaik mereka
Budaya perusahaan yang kuat mampu menginternalisasikan nilai-nilai (values) menjadi sebuah keyakinan dan ketaatan padanya. Nilai-nilai budaya akan menjadi inti atau energi dari semua komunikasi, proses, etos, perilaku, kebiasaan, pelayanan, termasuk penciptaan jasa dan produk perusahaan yang lebih inovatif.
Masa transisi mendekati masa purna tugas/ pesiun disikapi beragam oleh setiap orang. Ada yang merasa cemas karena merasa belum siap dalam banyak aspek, baik aspek psikologi, aspek ekonomi dan materi maupun aspek social.
Dengan mengikuti pelatihan purnabakti (pensiun) ini, setiap karyawan akan memiliki gambaran dan rencana yang akan dijadikan sebuah tujuannya setelah purnabakti (pensiun), selain itu, pelatihan purnabakti (pensiun) atau yang sering juga disebut sebagai pelatihan masa persiapan pensiun (pelatihan MPP) ini juga akan memberikan kesadaran untuk dapat bertindak secara sistematis dalam mempersiapkan pensiun. Karena sudah sangat banyak orang yang begitu menderita ketika pensiun. Dengan pelatihan purnabakti (pensiun) ini, perusahaan dapat mencetak para pensiunan yang bisa mempersiapkan apa saja yang harus dilakukan agar masa pensiunnya menyenangkan dan dapat menjadi lebih bermakna.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah menjadi topik penting yang sangat diperhatikan baik dalam skala nasional maupun internasional. K3 tidak hanya diterapkan oleh perusahaan di bidang minyak dan gas, pertambangan, proyek konstruksi serta manufaktur, tetapi semua perusahaan wajib untuk menerapkan persyaratan K3.
Pemerintah membuat program untuk megurangi kecelakaan dan penyakit di dunia kerja melalui sertifikasi serta penunjukan ahli K3 umum, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keamanan bekerja, juga menjaga agar profit dan image perusahaan tetap baik. Peraturan mengenai penunjukan ahli K3 umum telah tersedia dalam Permenaker No. 2 Tahun 1992, “Setiap perusahaan yang memiliki karyawan 100 orang atau lebih, atau memiliki risiko pekerjaan yang tinggi, wajib memiliki P2K3 dan juga minimal seorang Ahli K3 Umum.’’
Setiap organisasi harus berusaha mengelola arsip dengan baik. Untuk itu organisasi perlu melakukan pengelolaan arsip dinamis dan statis. Di samping itu juga perlu memperhatikan dukungan berbagai faktor yang terkait yaitu factor kepemimpinan, profesionalisme/kompetensi arsiparis dan sumber daya manusia lainnya yang mengurus arsip, serta kondisi sarana prasarana yang dibutuhkan.
Pentingnya arsip bagi sebuah perusahaan menuntut perusahaan untuk memberdayakan karyawannya dalam mengatur arsip diperusahaan tersebut. Arsiparis yang merupakan sebagai ujung tombak dalam pengelolaan arsip perlu dibelakidan ditingkatkan kualitasnya agar kegiatan kearsipan dalam perusahaan berjalan dengan lancer.