Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut, 16 Maret 2015, no.UM003/17/14/DJPL-15, tentang PELAKSANAAN TRAINING BAGI FASILITAS PELABUHAN SESUAI STANDAR IMO MODEL COURSE 3.24 DAN 3.25, maka kepada seluruh Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port Facility Security Officer/PFSO) agar segera melaksanakan training sesuai standard dan atau ketentuan IMO (International Maritime Organization) tersebut.
Model pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan yang dibutuhkan bagi personel fasilitas pelabuhan dengan tugas - tugas keamanan yang telah ditetapkan. Terkait dengan Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port Facility Security Plan/PFSP) untuk melaksanakan tugas tugas mereka menurut persyaratan dalam SOLAS 74 Bab XI-2. Sebagaimana yang telah ditetapkan, ISPS Code, IMDG Code, IMO/ILO Code –Latihan Keamanan di Pelabuhan, dan bimbingan yang terkandung di dalam IMO MSC.1/Circ.1341.
Kebakaran sering terjadi pada perusahaan baik di kantor, pabrik, lapangan, dan sebagainya. Kebakaran yang terjadi dari berbagai macam sumber. Mulai dari korsleting listrik, kerusakan pada penanganan bahan berbahaya, hingga lalainya pekerja saat menggunakan barang elektronik. Seluruh pekerja wajib mengetahui asal-usul yang dapat menyebabkan kebakaran terjadi. Selain itu, penanganan dan apa yang harus dilakukan ketika kebakaran terjadi harus dimiliki secara teori dan praktik bagi pekerja.
Karyawan atau eksekutif dan pejabat yang berhubungan dengan investor, mitra strategis, analis riset, dan komunitas investasi perlu memahami dinamika pasar keuangan secara lokal dan global. Dalam hal ini peran Investor Relations berfungsi sebagai pintu gerbang utama arus investasi ke dalam perusahaan. Pelatihan ini akan membantu peserta memahami bagaimana membangun dan membentuk hubungan investor korporat secara teknis dan strategis, dan memahami keuangan korporatnya.
Pemilihan aplikasi SAP sebagai ERP pada Pelindo (Persero) sehingga dibutuhkan pengenalan, sosialisasi dan pemahaman alur proses bisnis perusahaan pada aplikasi SAP untuk user akses pegawai di Pelindo Persero, terutama terkait pengajuan tagihan pembayaran baik itu internal maupun eksternal.
14 Oktober 2021, Presiden Jokowi meresmikan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jasa Kepelabuhanan menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Momentum ini merupakan puncak perjalanan Jasa Kepelabuhanan Indonesia sejak 1960 hingga 2021.
Bertujuan meningkatkan performa operasional dan finansial serta mengektifkasn konektivitas maritim, Pelindo bergegas melakukan berbagai sinergi pasca-penggabungan untuk meraih manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan Pelindo: Pemerintah, Masyarakat, dan BUMN.
Pasca merger Pelindo sungguh perlu bekerja keras mencapai target Arahan Pembangunan Nasional, Sasaran Strategi Kementerian Perhubungan, dan Prioritas BUMN. Diperlukan kolaborasi yang niscaya dengan para pemangku kepentingan maupun berbagai elemen publik terkait jasa kepelabuhanan untuk mencapai tujuan ini dengan berhasil
Biaya logistik nasional yang tinggi, infrastruktur pelabuhan yang memerlukan optimasi, konektivitas antar-moda transportasi yang masih kurang, memicu tingginya biaya logistik Indonesia. Ini membuat kita harus terus berjuang agar bisa lebih kompetitif dengan negara-negara tetangga dengan jasa kepelabuhanan besar di dunia seperti Singapura, Malaysia, Cina, Korea Selatan, USA, Jepang, dan India.
Manajemen perlu bersinergi membekali seluruh jajaran organisasi BUMN ini untuk menjadi "Duta Pelindp" di tanah air maupun di dunia luas. Sebagai salah satu penyangga utama gerak Pelindo, Manajemen Senior, yang juga menjadi Juru Bicara Utama perusahaan, senantiasa dituntut meningkatkan kemampuannya menghadapi tantangan dan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Dan, menjadi jembatan membangun suasana kondusif dengan publik melalui proses komunikasi yang baik.
Salah satu tugas yang diemban Manajemen Senior adalah melakukan komunikasi korporasi yang meliputi penyebarluasan informasi dan kebijakan pemerintah sesuai institusi/lembaga masing-masing kepada publik, menampung dan mengolah aspirasi masyarakat, serta membangun kepercayaan publik guna menjaga citra dan reputasi perusahaan.
Untuk itu, diperlukan upaya-upaya kreatif dan persuasif dalam pelaksanaan misi tersebut. Sebagai Juru Bicara Utama perusahaan, Manajemen Senior harus mampu, efektif, dan strategis mengkomunikasikan kebijakan, rencana kerja, dan capaian kinerja kepada masyarakat luas, melalui media tradisional, media konvensional, dan media baru. Komunikasi yang menggunakan media baru atau teknologi internet dapat menjangkau langsung dan cepat kepada semua pihak.
Salah satu pendekatan strategis untuk melaksanakan misi Komunikasi Korporasi adalah dengan menyediakan media workshop bersama para jurnalis senior, communication strategist, dan praktisi leadership academy di Indonesia