Chief Stevedore
Pelatihan Chief Stevedore berisi sejumlah materi teori dan praktek yang memberikan pengetahuan teknis dan praktis dalam memimpin operasi bongkar muat di kapal, khususnya pada terminal yang menangani jenis muatan break bulk atau general cargo. Jenis muatan break bulk bersifat heterogen baik dimensi, bentuk kemasan, sifat atau karekteristiknya, sehingga pelaksanaan operasi bongkar muat di kapal menjadi sangat komplek, memerlukan penanganan secara individual dan bahkan diantaranya memerlukan penanganan khusus (special care) dalam penggunaan alat bantu bongkar muat, tata cara penanganan dan fasilitas penumpukannya. Keberhasilan operasi bongkar muat dikapal jenis muatan ini, selain prosedur operasi yang efektif diperlukan pimpinan operasi (Chief Stevedore) yang memiliki keterampilan dalam pengelolaan sumber daya juga keterampilan teknis operasi bogkar muat, komunikasi dan koordinasi dengan pihak kapal (Cargo Officer), trucking, penerima/ pengirim barang, mengendalikan operasi, sampai dokumentasi.
Read moreOfficer Development Program Leadership Skill (Empowering & Developing Others)
Organisasi perlu pemimpin dan tidak hanya di posisi eksekutif puncak. Para pemimpin yang efektif memiliki visi untuk melihat apa yang perlu dilakukan, dan untuk memotivasi dan menyemangati orang untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Dengan kemampuan kepemimpinan yang kuat di perusahaan, Anda akan lebih mudah untuk membangun sebuah organisasi, kuat, dihormati dan sejahtera.
Read moreDangerous Goods Handling (Modul STC International)
Muatan kapal laut breakbulk cargo atau containerize cargo terdiri dari berbagai macam komoditas, termasuk diantaranya berupa bahan/ barang yang menurut sifat kimiawi atau alaminya yang apabila ada pengaruh perubahan suhu (temperature), tekanan (pressure) atau kontaminasi dengan bahan/barang lain yang berlawanan sifatnya mengandung potensi bereaksi dengan risiko bahaya berupa ledakan (explosive), kebakaran (fire), meracuni (poison), kerusakan lingkungan (environment), atau kombinasi diantara bahaya-bahaya tersebut. Bahan/barang dengan sifat dan karakteristik demikian oleh IMO dikatagorikan sebagai bahan/ barang berbahaya (Dangerous Goods). Bahan/ Barang Berbahaya (Dangerous Goods), adalah setiap larutan, zat kimia, campuran atau barang-barang dagangan yang dapat menyebabkan cedera/ kerusakan pada PEAR (People, Environment, Assets and Reputation). Penanganan barang/ bahan berbahaya di kapal, di pelabuhan bahkan di industri: 1. Harus dilakukan dengan petunjuk dan peraturan yang berlaku, menggunakan sarana yang paling aman dan dengan kewaspadaan yang tinggi ; 2. Harus diberikan informasi karakteristik dan sifat bahayanya, kewaspadaan dan peraturan keselamatan, prosedur darurat (emergency schedule) yang harus diikuti, tindakan yang harus dilakukan bila terjadi kecelakaan guna mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap PEAR, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (Medical First Aid Guide) terkait bahan/barang berbahaya. Petunjuk penanganan, peraturan dan informasi sebagaimana dimaksud termuat dalam: 1. Rekomendasi dari International Maritime Organization (IMO) dikenal dengan nama The International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG-CODE) yang diamandemen setiap dua tahun ; dan 2. Surat Keputusan Dirjenla No. Um.48/4/2-01 Tgl. 27 Februari 2001, tentang “Pedoman Pelaksanaan Penanganan Bahan/ Barang Berbahaya di Pelabuhan di Seluruh Indonesia”
Read moreOfficer Development Program Leadership Skill (Managing Change)
Salah satu tantangan organisasi saat ini (terutama organisasi bisnis) adalah dahsyatnya perubahan lingkungan yang kemudian menular pada pemikiran (konsep-konsep) manajemen serta praktik-praktik manajemennya. Sebagai akibatnya, organisasi (bisnis) yang ingin memuaskan pasar(pelanggan)nya, harus mampu menciptakan inovasi yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan lingkungannya itu. Dalam lingkup yang lebih luas, artinya organisasi mampu mengelola perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang alamiah. Mau tidak mau hal ini akan terjadi. Hal yang harus dilakukan organisasi adalah mengooptimalkan keberadaannya dengan mengembangkan kemampuan adaptif dan antisipatifnya.
Read moreOfficer Development Program Interpersonal Skill (Relationship Building)
Perilaku sebuah tim adalah berkolaborasi, bekerja sama, berkomunikasi, berkoordinasi, dan bertindak bersama-sama untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. Setiap orang di dalam tim memiliki maksud untuk bersama-sama memenuhi target atau tujuan. Dalam hal ini, setiap anggota tim wajib berkomunikasi dan memprioritaskan apa yang harus segera dilakukan, tanpa menciptakan benih konflik, termasuk selalu memiliki niat untuk melakukan apapun dengan kerja sama, serta menyiapkan perilaku dan karakter diri yang sesuai dengan misi dan visi tim. Dengan demikian maka diperlukan kerjasama sebagai team supaya strategi perusahaan dapat diimplementasikan dengan baik. Hal inilah yang membuat perlunya mengadakan pelatihan relationship building.
Read moreDangerous Goods Handling
Muatan kapal laut breakbulk cargo atau containerize cargo terdiri dari berbagai macam komoditas, termasuk diantaranya berupa bahan/ barang yang menurut sifat kimiawi atau alaminya yang apabila ada pengaruh perubahan suhu (temperature), tekanan (pressure) atau kontaminasi dengan bahan/barang lain yang berlawanan sifatnya mengandung potensi bereaksi dengan risiko bahaya berupa ledakan (explosive), kebakaran (fire), meracuni (poison), kerusakan lingkungan (environment), atau kombinasi diantara bahaya-bahaya tersebut. Bahan/barang dengan sifat dan karakteristik demikian oleh IMO dikatagorikan sebagai bahan/ barang berbahaya (Dangerous Goods). Bahan/ Barang Berbahaya (Dangerous Goods), adalah setiap larutan, zat kimia, campuran atau barang-barang dagangan yang dapat menyebabkan cedera/ kerusakan pada PEAR (People, Environment, Assets and Reputation). Penanganan barang/ bahan berbahaya di kapal, di pelabuhan bahkan di industri: 1. Harus dilakukan dengan petunjuk dan peraturan yang berlaku, menggunakan sarana yang paling aman dan dengan kewaspadaan yang tinggi ; 2. Harus diberikan informasi karakteristik dan sifat bahayanya, kewaspadaan dan peraturan keselamatan, prosedur darurat (emergency schedule) yang harus diikuti, tindakan yang harus dilakukan bila terjadi kecelakaan guna mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap PEAR, dan pertolongan pertama pada kecelakaan (Medical First Aid Guide) terkait bahan/barang berbahaya. Petunjuk penanganan, peraturan dan informasi sebagaimana dimaksud termuat dalam: 1. Rekomendasi dari International Maritime Organization (IMO) dikenal dengan nama The International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG-CODE) yang diamandemen setiap dua tahun ; dan 2. Surat Keputusan Dirjenla No. Um.48/4/2-01 Tgl. 27 Februari 2001, tentang “Pedoman Pelaksanaan Penanganan Bahan/ Barang Berbahaya di Pelabuhan di Seluruh Indonesia”
Read moreSupervising Terminal Operation
Keberhasilan operasi cargo handling di suatu terminal, khususnya pada terminal non petikemas selain ditentukan oleh perencanaan yang baik, juga harus dilakukan pengawasan yang ketat (day to day supervising). Pengawasan atau pengendalian operasi dimaksudkan untuk memastikan pengerahan sumber daya secara efisien, dan target-target kinerja dapat tercapai dengan baik sesuai yang telah direncanakan. Pelaksanaan supervising penting agar dari waktu kewaktu, shift per shift dan hari ke hari dapat dipantau progress penanganan muatan serta mengindentifikasi dan mengatasi kendala, hambatan dan masalah-masalah operasional di lapangan, apakah pengerahan sumber daya perlu diubah atau bahkan apakan perencanaan sudah tepat atau perlu dilakukan perubahan sesuai kondisi di lapangan. Program Pelatihan Supervising Terminal Operation ini didesign dengan tujuan memberikan penyegaran pengetahuan dan kemampuan melaksanakan pengawasan dan pengendalain operasi terminal non petikemas. Inti materi berupa review pengetahuan tentang tahapan-tahapan kegiatan operasi terminal general cargo dan terminal curah, dengan focus perhatian pada bagaimana melaksanakan dan mengendalikan perencanaan operasi (operation planing), faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja operasi dan bagimana kinerja dapat ditingkatkan.
Read moreOrganization Development
Organization Development merupakan proses kritis dan berbasis sains yang membantu organisasi membangun kapasitas untuk berubah dan mencapai efektivitas yang lebih besar dengan mengembangkan, meningkatkan, dan memperkuat strategi, struktur, dan proses.
Read moreBasic Cargo Handling
Prinsip umum penanganan muatan (cargo handling) dalam operasi terminal di pelabuhan: Pertama, penanganan muatan secepat mungkin dengan tujuan memperpendek waktu kapal di pelabuhan. Kedua, tepat dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Ketiga dan yang paling penting adalah keselamatan kapal, muatan serta crew/buruh. Suksesnya penanganan muatan (cargo handling) di suatu terminal pelabuhan, selain ditentukan oleh faktor manajemen seperti perencanaan dan pengendalian, faktor sumber daya manusia (buruh dan staf operasional) sebagai pelaksana langsung di lapangan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidangnya sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
Read more